BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tambang
tembaga terbesar di Indonesia adalah yang diusahakan PT Freeport Indonesia di
area Grasberg, Papua. PT. Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan
pertambangan yang mayoritas sahamnya dimiliki Freeport- McMoRan Copper &
Gold Inc. Perusahaan ini merupakan perusahaan penghasil emas terbesar di dunia
melalui tambang Grasberg. Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua
tempat di Papua, masing- masing tambang Ertsberg dari (1967-1988) dan tambang
Grasberg (sejak 1988), di kawasan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi
Papua. Freeport juga mengoperasikan beberapa tambang bawah tanah besar, meski
dengan kemampuan produksi yang masih berada di bawah Grasberg. Dengan cadangan
25 milyar pon tembaga, 40 juta ons emas dan 70 juta ons perak, nilainya sekitar
40 milyar dollar AS berdasarkan harga berlaku.
B.
Rumusan
masalah
1. Bagaimanakah
jenis klasifikasi sumberdaya mineral?
2. Dimana saja
lokasi persebaran Sumberdaya mineral?
3. Bagaimanakah
Pemanfaatan Sumberdaya Mineral?
4. Bagaimanakah
Upaya Pelestarian Sumber Daya Mineral?
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas dari mata pelajaran Geografi di SMA Negeri Darmaraja. Banyakhal
yang mesti kita ketahui mengenai sumber daya alam
terutama sumber daya alam mineral yang keberadaannya tidak dapat diperbaharui.
BAB 2
PEMBAHASAN
1.
SIFAT-SIFAT TEMBAGA
1.
Sifat Fisika
1)
Tembaga memiliki warna kuning kemerah-merahan.
2) Unsur ini sangat mudah dibentuk, lunak, sehingga
mudah dibentuk menjadi pipa, lembaran tipis, kawat.
3)
Bersifat sebagai konduktor panas dan listrik yang bagus untuk aliran elektron.
4)
Tembaga bersifat keras bila tidak murni.
5) Memiliki titik leleh pada 1084,62 °C, sedangkan titik didih
pada 2562 °C.
2.
Sifat Kimia
1)
Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap
korosi.
2) Pada udara yang lembab, permukaan tembaga ditutupi
oleh suatu lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa,
Cu(OH)2CO3.
3) Pada suhu sekitar 300°C tembaga dapat bereaksi
dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang
lebih tinggi, sekitar 1000°C, akan terbentuk tembaga (I) oksida (Cu2O) yang
berwarna merah.
4) Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan
asam-asam non-oksidator encer seperti HCl encer dan H2SO4 encer, tetapi HCl
pekat dan mendidih menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen.
5) Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut
dalam amonia oleh adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari
kompleks Cu(NH3)4+.
6) Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan
halogen. Bereaksi dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II)
sulfida dan untuk reaksi dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida.
2.
GENESIS TEMBAGA
Genesa
endapan bijih tembaga secara garis besar dapat dibagi 2 (dua) kelompok, yaitu
genesa primer dan genesa sekunder.
1.
Genesa Primer
Proses genesanya berada dalam lingkungan magmatik,
yaitu suatu proses yang berhubungan langsung dengan intrusi magma. Endapan pegmatite sering dijumpai berhubungan dengan batuan plutonik tapi
umumnya granit yang kaya akan unsur alkali, aluminium, kuarsa dan beberapa
muskovit dan biotit.
Endapan hidrotermal merupakan endapan yang terbentuk dari proses
pembentukan endapan pegmatite lebih lanjut, dimana larutan bertambah dingin dan
encer. Ciri khas endapan hidrotermal adalah urat yang mengandung sulfida yang
terbentuk karena adanya pengisian rekahan (fracture) atau celah pada batuan
semula, rendah, tersebar relatif merata dengan jumlah cadangan yang besar.
Endapan bahan galian ini erat hubungannya dengan intrusi batuan Complex
Subvolcanic Calcaline yang bertekstur porfitik, membentuk endapan tembaga
porfiri.
Endapan porfiri adalah endapan mineral yang terjadi
akibat suatu intrusi memiliki kadar rendah namun tersebar merata, yang kemudian
terjadi kontak dengan batuan samping yang menyebabkan terjadinya mineralisasi,
dan merupakan endapan penghasil tembaga terbesar yaitu lebih dari 50%. Sifat
susunan mineral bijih endapan tembaga porfiri adalah:
Mineral utama, terdiri: pirit, kalkopirit dan bornit.
Mineral ikutan, terdiri: magnetit, hematite, ilmenit,
rutil, enrgit, kubanit, kasiterit,
kuebnit dan emas.
Mineral sekunder, terdiri: hematite, kovelit,
kalkosit, digenit dan tembaga natif.
2. Genesa Sekunder
Proses
genesanya melalui proses ubahan (alteration) yang terjadi pada mineral-mineral
urat (vein) terutama tembaga yang bersifat tidak stabil bila terkena pengaruh
air dan udara. Mineral sulfida Mineral - Tembaga 4
yang terdapat
di alam mudah sekali mengalami perubahan. Mineral yang mengalami oksidasi dan
berubah menjadi mineral sulfida kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air.
Akhirnya didapatkan suatu massa yang berongga terdiri dari kuarsa berkarat yang
disebut Gossan (penudung besi). Sedangkan material logam yang terlarut akan
mengendap kembali pada kedalaman yang lebih besar dan menimbulkan zona
pengayaan sekunder.
Pada zona
diantara permukaan tanah dan muka air tanah berlangsung sirkulasi udara dan air
yang aktif, akibatnya sulfida-sulfida akan teroksidasi menjadi sulfat-sulfat
dan logam-logam dibawa serta dalam bentuk larutan, kecuali unsur besi. Larutan
mengandung logam tidak berpindah jauh sebelum proses pengendapan berlangsung.
Karbon dioksit akan mengendapkan unsur Cu sebagai malakit dan azurit. Disamping
itu akan terbentuk mineral lain seperti kuprit, gunative, hemimorfit dan
angelesit. Sehingga terkonsentrasi kandungan logam dan kandungan kaya bijih.
Apabila larutan
mengandung logam terus bergerak ke bawah sampai zona air tanah maka akan terjadi
suatu proses perubahan dari proses oksidasi menjadi proses reduksi, karena
bahan air tanah pada umumnya kekurangan oksigen. Dengan demikian terbentuklah
suatu zona pengayaan sekunder yang dikontrol oleh afinitas bermacam logam
sulfida.
Logam tembaga mempunyai
afinitas yang kuat terhadap belerang, dimana larutan mengandung tembaga (Cu)
akan membentuk seperti pirit dan kalkopirit yang kemudian menghasilkan
sulfida-sulfida sekunder yang sangat kaya dengan kandungan mineral kovelit dan
kalkosit. Dengan cara seperti ini terbentuk zona pengayaan sekunder yang
mengandung konsentrasi tembaga berkadar tinggi bila dibanding bijih primer.
3.
TAHAP
EKSPLORASI TEMBAGA
Eksplorasi tembaga adalah keseluruhan urutan kegiatan mulai mencari
letak mineralisasi sampai menentukan cadangan insitu hasil temuan mineral
tembaga yang ada.
Tahap-tahap dalam perencanaan kegiatan eksplorasi secara umum:
1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan
Menurut White (1997), dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini
tingkat ketelitian yang diperlukan masih kecil sehingga peta-peta yang
digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1:50.000 sampai
1:25.000. Adapun yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Studi Literatur
Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi eksplorasi dilakukan studi
terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survey terdahulu), catatan
lama, laporan temuan dan lain-lain, lalu dipilih daerah yang akan disurvei.
Setelah itu, studi faktor-faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari
peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena
pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses
geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.
b. Survei dan Pemetaan
Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah
tersedia, maka survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi
lainnya sudah dapat dimulai (peta topografi skala 1:50.000 atau 1:25.000).
Tetapi jika belum ada, perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau
di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat menguntungkan,
karena survei bisa langsung untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari
(singkapan), melengkapi peta geologi dan mengambil contoh dari singkapan yang
penting.
Selain singkapan batuan pembawa bahan galian, yang perlu juga
diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi lapisan batuan sedimen
(jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal
penting tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti
kompas geologi, inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit,
lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dan lain-lain. Dengan demikian peta
geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan).
Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian
digabungkan dan dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model
geologi). Dengan model geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang
pengambilan contoh dengan cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan
paritan (trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi
tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan alat ukur,
teodolit, BTM, dan lain-lain).
Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran
endapan, gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dan lain-lain yang
dipakai untuk menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan
harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang
baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.
2. Tahap Eksplorasi Detail
Menurut (White, 1997), kegiatan utama dalam tahap ini adalah
sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur
uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai
penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas
secara mendatar maupun tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan
cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan Mineral -
Tembaga 6
yang kecil (<20%), sehingga perencanaan tambang yang dibuat
menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan.
Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman,
ketebalan, kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal)
serta data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran
struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang,
lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk
merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun
prioritas bantu lainnya.
3. Studi Kelayakan
Pada tahap ini dibuat rencana produksi, rencana kemajuan tambang,
metode penambangan, perencanaan peralatan dan rencana investasi tambang. Dengan
melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi penjualan dan
pemasaran maka dapatlah diketahui apakah cadangan bahan galian yang
bersangkutan dapat ditambang dengan menguntungkan atau tidak.
4.
TAHAP EKSPLOITASI/PENAMBANGAN TEMBAGA
Menurut Sukandarrumidi (2009), penambangan dilakukan dengan cara
tambang terbuka (open pit), apabila endapan bijih ditemukan tidak terlalu
dalam. Dapat juga dilakukan dengan penambangan dalam (underground) dengan
membuat terowongan atau pengangkutan dengan menggunakan alat-alat berat.
Khusus
untuk tambang tembaga Grasberg dan Batu Hijau (Indonesia) adalah tipe porfiri.
Cebakan tembaga tipe porfiri mempunyai dimensi besar dan kadar relatif rendah
sehingga atas pertimbangan keekonomian, penambangan hanya dapat dilakukan
dengan cara tambang terbuka (open pit mining). Pengupasan lapisan penutup
(overburden) dan penambangan bijih dilakukan dengan sistem jenjang (benches).
Cebakan bijih tembaga yang sangat tebal memerlukan banyak jenjang, dengan lebar
dan tinggi jenjang diupayakan untuk dapat menahan batuan yang berhamburan saat
peledakan, dan menyediakan ruang gerak yang memadai untuk alat pembongkar
(excavator) dan unit pemuat (haulage).
Gambar 3. Tambang Batu Hijau, Sumbawa, NTB dengan cara tambang
terbuka (open pit mining)
Tahapan eksploitasi tambang terbuka tembaga:
1. Pengeboran
Pengeboran merupakan tahap awal untuk menghasilkan lubang siap
ledak (blast holes). Lubang siap ledak kemudian diledakkan dengan
menggunakan bahan peledak yang sudah ditentukan di bagian peledakan (blasting
group) untuk menghasilkan material hancur hasil peledakan (broken muck)
yang selanjutnya digali oleh alat gali dan dimuat oleh alat angkut (dump
truck). Tahapan inti dalam proses pengeboran adalah:
a. Persiapan dan pembersihan lokasi pengeboran
Kegiatan utamanya adalah menyiapkan rencana lokasi pengeboran yang
rata untuk mesin bor, membuat tanggul yang aman untuk memisahkan posisi mesin
bor dari alat lainnya, dan membersihkan batas material atau lumpur dari sisa
peledakan sebelumnya.
Disini ditentukan tanda
batas lokasi pengeboran yang umumnya berbentuk kotak/persegi empat atau
berbatasan langsung dengan hasil peledakan yang sudah dilakukan sebelumnya.
Proses persiapan dan pembersihan lokasi pengeboran dengan menggunakan dozer
Caterpillar seri D10 atau seri D11.
b. Pelaksanaan pengeboran produksi
Pengeboran dilakukan dengan menggunakan mesin bor. Pola pengeboran
bisa menggunakan “pola pengeboran manual” atau “pola pengeboran dengan sistem
Aquila”. Pola pengeboran manual menggunakan patok-patok kayu sebagai tanda
posisi lubang yang harus dibor yang diletakkan di tanah dan dilengkapi dengan
keterangan survey mengenai kedalaman lubang yang harus dibor. Sementara
pengeboran dengan sistem Aquila sudah terpasang pada semua mesin bor
mengandalkan sistem pandu satelit (Global Positioning System atau GPS)
yang terhubung langsung ke antenna mesin bor untuk memandu operator mengikuti
pola dan kedalaman pengeboran.
Setelah proses pengeboran, mesin bor dipindahkan ke lokasi
pengeboran lainnya atau menunggu sampai proses peledakan lubang bor tersebut
selesai. Pemindahan mesin bor untuk jarak lebih dari 500 meter diangkut dengan
alat bantu yang disebut mesin lowboy.
2. Peledakan
Setelah lubang bor dibuat, juru ledak akan memeriksa setiap lubang
bor untuk memastikan kedalaman lubang tersebut sebelum dilakukan pengisian
bahan peledak (explosive). Setelah lubang disetujui, lubang diisi dengan
primer (detonator+booster) dan bahan peledak sesuai dengan kandungan air di
dalamnya.
3. Penggalian
Proses penggalian dilakukan dengan menggunakan alat gali atau
shovel untuk menggali material hasil peledakan atau material lepas yang berupa
bijih atau batuan penutup.
Ada dua jenis shovel yang digunakan dalam operasi penambangan
tambang tembaga: yaitu:
a. Shovel listrik, yaitu alat gali yang digerakkan dengan tenaga
listrik.
b. Shovel hidraulik, yaitu alat gali yang digerakkan dengan sistem
hidraulik.
Ada dua metode proses penggalian, yaitu:
a. Single side loading, yaitu metode penggalian di mana ketika
menerima muatan, truk berada pada satu sisi shovel. Dengan demikian ketika
salah satu truk sedang diberi muatan, truk kedua dalam posisi antri atau
pre-spot. Hidraulik shovel umumnya menggunakan metode single side loading dan
dilakukan di sisi kiri shovel. Shovel listrik dilakukan bila loading area hanya
bisa untuk maneuver satu truk saja.
b. Double side loading, yaitu metode penggalian di mana ketika
menerima muatan, truk berada pada kedua sisi shovel sehingga ketika salah satu
truk sedang diberi muatan, truk kedua berada pada posisi menerima muatan di
sisi lain. Metode ini pada umumnya diterapkan untuk shovel listrik dengan lebar
area loading yang memenuhi syarat dua kali radius putar truk yang ditugaskan di
shovel tersebut.
4. Pengangkutan
Bijih atau batuan penutup yang sudah digali kemudian diangkut ke
dalam alat angkut yang dikenal sebagai truk angkut tambang (dump truck).
Setelah dilakukan pengisian oleh shovel, truk akan menuju ke tempat pembuangan
yang telah ditentukan sesuai dengan materialnya. Jika truk mengangkut bijih,
material yang diangkut akan dibuang ke crusher bijih atau stockpile bijih.
Jika material yang diangkut adalah bahan penutup, material akan dibuang ke crusher
overburden (OHS:Overburden Handling System) atau ke overburden
pump.
5. Penggerusan bijih atau batuan
Saat ini Grasberg ditambang dengan metode tambang terbuka. Namun
karena bukaan yang semakin dalam, sekitar tahun 2015, cara penambangan akan
diubah menjadi tambang bawah tanah. Jika semua terwujud, tambang bawah tanah
Grasberg akan menjadi salah satu yang terbesar.
5.
PENGOLAHAN BIJIH TEMBAGA
Pengolahan bijih tembaga melalui beberapa tahap, yaitu:
A. Pengapungan (flotasi)
Proses pengapungan atau flotasi di awali dengan pengecilan ukuran
bijih kemudian digiling sampai terbentuk butiran halus. Bijih yang telah
dihaluskan dimasukkan ke dalam campuran air dan suatu minyak tertentu. Kemudian
udara ditiupkan ke dalam campuran untuk menghasilkan gelembung-gelembung udara.
Bagian bijih yang mengandung logam yang tidak berikatan dengan air akan
berikatan dengan minyak dan menempel pada gelembung-gelembung udara yang
kemudian mengapung ke permukaan. Selanjutnya gelembung-gelembung udara yang
membawa partikel-partikel logam dan mengapung ini dipisahkan kemudian
dipekatkan.
B. Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara
terbatas pada suhu dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang mungkin
masih ada pada saat pemekatan dan belerang yang hilang sebagai belerang
dioksida. Mineral - Tembaga 12
Campuran yang diperoleh dari proses pemanggangan ini disebut calcine,
yang mengandung Cu2S, FeO dan mungkin masih mengandung sedikit FeS. Setelah itu
calcine disilika guna mengubah besi(II) oksida menjadi suatu sanga atau slag
besi(II) silikat yang kemudian dapat dipisahkan. Reaksinya sebagai berikut.
Tembaga(I) sulfida yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan
kemungkinan masih mengandung sedikit besi(II) sulfide
C. Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara
dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai reaksi
2Cu2S(s) + 3O2(g) ―→ 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) ―→ 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau
tembaga lepuhan sebab mengandung rongga-rongga yang berisi udara.
D. Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan
Pt kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga
kotor (tidak murni) dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga murni,
dengan elektrolit larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4). Selama proses
elektrolisis berlangsung tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian
direduksi di katoda menjadi logam Cu.
Katoda : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Anoda : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni)
makin bertambah banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt
mengendap sebagai lumpur.
6. KEGUNAAN
TEMBAGA
1.
Logam
Tembaga, kegunaan:
a.
Sebagai campuran untuk membuat perunggu (Cu 90% dan Sn10%) untuk membuat
patung, indutri arloji, atau ornamen
b.
Sebagai campuran untuk membuat monel (Ni 70% dan Cu 30%)
c. Sebagai campuran membuat duralium (Al 96% dan Cu 4%) untuk komponen
pesawat
d.
Sebagai campuran untuk membuat perhiasan (Cu 45% dan Au 55%)
e.
Sebagai campuran untuk membuat kuningan (Cu 70% dan Zn 30%) untuk membuat
aksesoris, alat musik, atau ornamen
f.
Sebagai campuran membuat kupronikel, (Cu 75% dan Ni 25%) untuk membuat uang
koin logam (contoh logam Amerika) dan logam-logam senjata mengandung tembaga
g.
Alat-alat listrik seperti, kabel istrik, kumparan dinamo dan komponen berbagai
alat elektronik, alnico, pipa, motor listrik, generator, kabel transmisi,
instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik,
kabel dan tabung coaxial, tabung microwave, sakelar, reaktifier transsistor,
kawat, pematrian, alat-alat dapur
h.
Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian kapal
i.
Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi metanol menjadi
metanal.
2.
Senyawa
Tembaga, kegunaan:
a.
Tembaga (II) Oksida (CuO), sebagai insektisida, bahan baterai, bahan penyepuh
dan bahan pewarna hitam untuk keramik, bahan gelas, porselen dan rayon
b.
Tembaga (II) Sulfat (CuSO4), sebagai antilumut pada kolam renang dan memberikan
warna biru pada air, pengawet kayu, penyepuhan dan zat aditif dalam radiator
c.
Tembaga (II) Klorida (CuCl2), sebagai pewarna keramik dan gelas, pabrik tinta,
untuk menghilangkan kandungan belerang pada pengolahan minya, dan fotografi
serta pengawet kayu dan katali
d.
Campuran CuSO4 dan Ca(OH)2, disebut bubur boderiux banyak digunakan
untuk mematikan serangga atau hama tanaman, pencegah jamur pada sayur dan buah
e.
Cu(OH)2 yang larut dalam larutan NH4OH membentuk ion kompleks cupri tetramin
(dikenal sebagai larutan schweitser), digunakan untuk melarutkan
selulosa pada pembuatan rayon (sutera buatan).
BAB 3
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Tembaga adalah
unsur kimia yang diberi lambang Cu (Latin: cuprum). Logam ini merupakan
penghantar listrik dan panas yang baik.dan merupakan bahan logam yang
sangat popular untuk berbagai jenis ke butuhan ,baik untuk
industrialisasi ,kesehatan ,militer,kerajinan dan lain-lain
Penggunaan
tembaga dapat dilacak sampai 10,000 tahun yang lalu. Sebelum tembaga,
diperkirakan hanya besi dan emas, logam yang terlebih dahulu digunakan
manusia,termasuk mungkin kerajinan tembaga
untuk keperluan alat rumah tangga di dalam nya
2.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan kami sebagai penyusun
makalah ini meminta kepada teman teman sekalian untuk memberikan masukan agar
makalah ini dapat digunakan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anggakukuh. 2011. Teknologi Proses.
http://anggakukuh.wordpress.com/
Australian Government. Copper.
http://www.australianminesatlas.gov.au/aimr/commodity/copper.html#top
Australian Government. Copper Fact.
http://www.australianminesatlas.gov.au/education/fact_sheets/copper.html#mining
Budi. 2012. Pertambangan Tembaga.
http://budi2one.blogspot.com/2012/11/pertambangan-tembaga.html
Copper Development Association. Sources of Copper Ore.
http://www.copper.co.za/copper_ore.php
Delete Israel. Freeport. http://deleteisrael.pun.bz/ironis-ternyata-freeport-merupakan-negar.xhtml
Explorasi UMI. Tahapan Kegiatan Ekosplorasi Teknik Pertambangan.
http://explorasiumi.wordpress.com/2013/01/01/tahapan-kegiatan-eksplorasi-teknik-pertambangan/
Ferdy, MP. 2012. Makalah Tembaga. http://ferdymp.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Finance Today. 2013. Defisit Suplai Dorong Kenaikan Harga
Tembaga.
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/39639/Defisit-Suplai-Dorong-Kenaikan-Harga-Tembaga
Geo, Habib. Geografi. http://habib-geo.blogspot.com/2012/11/bahan-galian-timah-putih-bauksit.html
Hernendi, Syafril. 2009. Tembaga: Salah Satu Logam Tua. http://syafrilhernendi.com/2009/05/18/tembaga-salah-satu-logam-tua/
Manufactor. Mineralogi. http://manufactor.wordpress.com/2011/01/21/21/
Mining
Technology. Australia’s Top Producing Coppers Mine in 2012. http://www
thank's..sangat membantu sy untuk buat tugas Bahan galian Industri.
ReplyDelete